Memiliki karya yang cukup unik dan kreatif merupakan keinginan banyak orang. Apalagi jika barang tersebut merupakan kerajinan tangan yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri atau bahkan sampai memiliki nilai seni yang tinggi. Salah satu kerajinan tangan yang dapat dipelajari dengan mudah adalah tanah liat. Dengan tekstur yang lembut dan lunak menjadikannya mudah untuk dibentuk. Terlebih dengan beberapa teknik khusus, tanah liat dapat menjadi benda atau kerajinan tangan yang memiliki estetika (keindahan) yang cukup unik.
Berkreasi tanpa batas
Tanpa batasan usia, siapa pun bisa mengkreasikan tanah liat menjadi sebuah benda atau kerajinan. Bagi anak-anak yang gemar bermain dengan media berasal dari alam seperti air, tanah, pasir dan tumbuhan, berkreasi dengan tanah liat dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan.
Selain dapat menuangkan imajinasi dan kreativitas dalam berbagai bentuk sesuai keinginan, kemampuan motorik anak juga akan lebih mudah berkembang. Bahkan bagi anak berkebutuhan khusus, membuat kreasi dengan tanah liat dinilai efektif dalam melatih kemampuan dasar mereka.
Dibutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam mengkreasikan tanah liat menjadi bentuk lucu, unik dan indah, termasuk prosesnya juga yang membutuhkan waktu cukup lama. Untuk itu berkreasi dengan tanah liat bagi anak juga dapat memperkuat fungsi kognitif, karena ketika membentuknya, mereka akan menghadapi masalah yang harus diselesaikan. Kegiatan berkreasi dengan tanah liat baik yang dilakukan oleh anak-anak maupun orang dewasa membutuhkan persiapan seluruh bahan dan peralatan untuk mempermudah pengerjaannya. Panduan dari seorang atau tim instruktur juga diperlukan agar kegiatan dapat lebih terarah dan hasilnya bisa menjadi karya yang baik.
Teknik membuat kerajinan dari tanah liat
Jika semua bahan dan perlengkapan sudah tersedia, tanah liat siap dibentuk sesuai dengan keinginan. Pertama, tambahkan sedikit air pada tanah liat kemudian mengulennya dengan tangan secara manual. Apabila teknik yang digunakan tanpa menggunakan alat bantu, tanah liat yang sudah bercampur dengan air secara merata bisa langsung dibentuk sesuai dengan keinginan. Pada tahap membentuk atau mendesain tersebut diperlukan kreativitas, imajinasi, kesabaran dan fokus. Dari tahapan itulah kemampuan motorik dan fokus diuji, agar menghasilkan bentuk yang bagus, rapi dan indah.
Beberapa teknik yang biasa digunakan untuk membuat kerajinan dari tanah liat adalah :
1. Teknik Pinching atau pijat tekan.
Merupakan teknik pembentukan badan keramik secara manual dan sederhana karena hanya menggunakan kelihaian jari tangan untuk membentuk tanah liat sesuai dengan keinginan. Teknik ini sering digunakan bagi pemula dengan mengambil contoh bentuk mangkuk atau bentuk organis yang tak beraturan. Fungsi pemijatan adalah untuk mengarahkan bentuk pada benda yang akan dibuat serta meratakan ketebalan benda secara menyeluruh. Hasil jejak pijatan akan bisa ditampilkan dari tekanan ibu jari dan telunjuk tangan. Biasanya benda yang dihasilkan dari teknik ini berukuran relatif kecil hingga sedang. Anak-anak yang sering menggunakan teknik tersebut adalah usia pra sekolah yang masih memiliki imajinasi bebas untuk berkreasi.
2. Teknik Pilin atau Coilling
Teknik pilin adalah cara membentuk tanah liat dengan memilin. Segumpal tanah liat dibentuk pilinan dengan kedua talapak tangan dengan ukuran atau panjang sesuai kebutuhan. Selanjutnya pilinan tanah liat disusun menjadi bentuk yang diinginkan. Setiap susunan diberi tambahan air agar dapat merekat satu sama lain.
3. Teknik Membutsir
Dilakukan dengan menggunakan alat untuk mencungkil atau menoreh. Teknik ini dilakukan guna memahat atau membentuk detail dari desain yang telah dibuat . Pada teknik ini kreativitas peserta diperlukan agar dapat menghasilkan karya yang baik.
4. Teknik Putar
Teknik berkreasi dengan tanah liat ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut meja putar sebagai salah satu bagian dari rangkaian tahap pembuatan keramik. Meja putar terbuat dari kayu dengan permukaan berbentuk lingkaran. Cara menggunakannya adalah dengan meletakkan hasil pengerjaan keramik diatas meja putar tersebut dan memutarnya menggunakan tangan. Dengan teknik tersebut banyak bentuk simetris (bulat, silindris) dan bervariasi yang dapat dihasilkan, seperti gentong, guci, vas bunga, dll. Para pengrajin di sentra-sentra keramik sering menggunakan cara ini untuk menghasilkan karya bernilai ekonomis dan seni yang tinggi. Pengrajin keramik tradisional menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel).
Setelah tahap mendesain/membuat, dilakukan pengeringan yang membutuhkan waktu selama beberapa hari hingga tanah liat mengering dan mengeras dengan sendirinya. Pada tahapan ini sebaiknya tanah liat tidak dijemur, tetapi didiamkan saja. Sebab apabila dijemur, akan terjadi proses penguapan yang bisa membuatnya mudah retak.
Untuk menyelesaikan pengerjaan pembuatan barang/kerajinan dari tanah liat, dilakukan pewarnaan atau pengecatan. Karena warna alami tanah liat biasanya merah dan cokelat, maka kita bisa memberi warna atau mengecat dengan warna yang diinginkan. Pada tahapan akhir ini akan terlihat seperti apa hasil kreasinya.
Ada kepuasan tersendiri jika membuat sesuatu yang merupakan hasil tangan dan kreativitas sendiri. Media tanah liat menjadi sarana untuk belajar hal yang baru bagi anak-anak, sekaligus mengenalkan manfaat sumber alam. Sementara untuk orang dewasa, berkreasi tanah liat yang menghasilkan gerabah atau keramik, bisa menghasilkan karya seni yang bernilai tinggi.
Comentários